Tokoh-tokoh pengusaha batik di indonesia
Iwan Tirta
koleksi Nya terkenal dan begitu juga butik-Nya, fashion show mewah, dan desain kain. Iwan Tirta sering dikreditkan dengan memperkenalkan batik Indonesia ke seluruh dunia.
Iwan Tirta belajar di London School of Economics danSekolah Hukum Yale. kecintaannya pada batik berkembang ketika dia memenangkan hibah penelitian dari The John D. Rockerfeller III Fund.
Di sana, dikelilingi oleh kehidupan Pengadilan Jawa Tengah, ia memupuk minat barunya itu di kain Jawa. Minatnya dirangsang oleh koleksi batik ibunya, yang termasuk beberapa batik terbaik Indonesia.
Dia segera mengakui pentingnya untuk mendokumentasikan dan melestarikan seni dan kerajinan batik. Dia melakukan tanggung jawab untuk mencatat evolusi batik dan minggu dihabiskan di, kota museum dan desa-desa mengumpulkan sampel dan menelusuri asal-usul seni dan pembangunan.
Tahap kedua dari "kesadaran batik" nya memuncak pada tahun 1966 ketika ia menyelesaikan sebuah buku berjudul Batik Pola dan Motif, merinci aspek historis dan sosiologis dari batik.
Iwan Tirta telah berhasil membawa Batik ke tingkat yang baru. Unsur-unsur desain yang direkonstruksi, dihidupkan kembali, dan membawa up-to-date, sehingga menjaga keberadaan batik di Indonesia maupun di dunia.
Kemewahan desainnya dan desain tradisional kontemporernya telah muncul di halaman majalah internasional seperti Voque, Harper's Bazaar, Arsitektur's Digest, New York Times, Minggu Asia, National Geographic dan lain-lain.
Pengagum setia-Nya mulai dari setiap tingkat masyarakat, termasuk aristokrasi dan royalti. Dia telah mengadakan pameran dan fashion show untuk wanita pertama Indonesia dan bagi pemerintah Indonesia, menampilkan koleksi-nya untuk mengunjungi kepala negara dan anggota kerajaan seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Belanda dan Bill Clinton.
Ia juga disajikan khusus dan dirancang khusus batik Iwan Tirta untuk setiap kepala negara yang datang untuk Konferensi Ekonomi Asia Pasifik di Jakarta pada tahun 1994.
Obin
Josephine (Obin) Komara mulai mengumpulkan potongan-potongan kain vintage dari seluruh Indonesia pada pertengahan tahun 1970-an.
Obin melakukan pencarian untuk menemukan kain kontemporer yang bisa dibandingkan dengan potongan tekstil antik koleksi pribadinya, meyakinkan dirinya bahwa warisan yang kaya dari tekstil Indonesia pertenunan dan pencelupan telah hampir terlupakan di tengah-tengah mesin produksi massal. Beberapa pengrajin tua membuat kain tradisional masih hidup, ada yang masih bekerja,
sementara yang lain telah menyerah atau tidak dapat melanjutkan pekerjaan mereka.
Daripada meratapi telah terlewatinya sebuah era dan hilangnya seni, Obin mulai memberikan kehidupan baru di sekaratnya industri kain buatan tangan. Maka, dengan hanya beberapa pemintal, reelers, dan penenun. Obin dan timnya mulai membuat kain di akhir 70-an.
Pada 1986, rumah BIN membuka toko pertama di Jakarta, yang segera diikuti dengan skor tekstil-tions pameran, terutama di Jepang dan di Indonesia.
Tahun berikutnya, rumah BIN memasuki Desain Tekstil International Contest yang diadakan di Tokyo dan memenangkan hadiah pertama dengan sepotong ikat yang sepenuhnya handwoven. Membuat batik kini telah menjadi fokus utama pekerjaan Bin. Bersama dengan timnya dari pengrajin di rumah BIN, dia penelitian berkelanjutannya dan eksperimentasi dalam membuat batik dan teknik lainnya.
Selain membuat kain, Obin juga berpartisipasi dalam forum-forum internasional seperti seminar, simposium, lokakarya dan diskusi pada tekstil pembuat, yang paling terbaru yang "Artisans Asia Tenggara" sebuah simposium yang diselenggarakan oleh UNESCO dan The Toyota Foundation pada tahun 2001.
Carmanita
Carmanita lahir di Bandung Jawa Barat - Juli 10, 1956 keturunan dari keluarga pembuat batik tradisional di Jawa Tengah, dia adalah seorang muslim dan dapat Aktif berbahasa Indonesia, Inggris, Belanda.
Dia telah mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan studinya di bidang bisnis pemasaran dan keuangan di Universitas San Francisco. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1980. Carmanita menjadi tertarik dan terkonsentrasi pada apa sampai sekarang telah dilakukan oleh leluhurnya nya
Dia telah mendapatkan kesempatan untuk menyelesaikan studinya di bidang bisnis pemasaran dan keuangan di Universitas San Francisco. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1980. Carmanita menjadi
tertarik dan terkonsentrasi pada apa yang telah dilakukan oleh leluhurnya nya yaitu pembuatan batik tradisional. Dalam perkembangannya daripada pola tradisional konservatif merangkul dia progresively mengamati aspek lain dari karakter universal dalam kain tradisional. Upaya menggabungkan pola tradisional dengan bentuk stilisasi alam serius berusaha termasuk menggabungkan warna tradisional dengan yang modern.
The bisnis fashion Merancang kemudian dimulai pada tahun 1982 P.T. Amtrend Sentana Garment didirikan lebih lanjut banyak penciptaan fashion yang dinamis yang masih memiliki akar tradisional yang diproduksi di samping yang non tradisional.
penciptaan nya beberapa dikenal dikenal majalah telah menempatkan mereka beberapa perusahaan telah dipercayakan Amtrend dengan produksi seragam dibuat, tekstil untuk hotel, bankings bandara internasional, penerbangan, dan juga produk siap pakai garmen dan diproduksi tekstil itu sendiri dengan teknik cetakan dan tangan batik. Untuk kemudian pada upaya untuk menembus pasar internasional telah menjadi dikenal sebagai ke Negara beberapa Eropa dan Amerika Serikat.
Tokoh-tokoh pengusaha batik di indonesia
Afif syakur
Afif Syakur yang keluarganya menjalankan usaha batik dimulai dengan menjual barang dagangan sebelum ia terjun menjadi seorang pembuat batik. Selain mencuri dan set sarung motif batik yang ia diubah dari yang tradisional, Afif juga menciptakan garis mode baik untuk laki-laki ataupun perempuan.
Dia meluncurkan Apip's Batik pada tahun 1990 dan sekarang telah menjadi nama yang didirikan di Yogyakarta. Dia suka garis feminin, dengan rincian seperti ruffles kerah atau rok lebar.
Saridjah Niung Bintang Soedibjo (Ibu Soed)
Lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 26 Maret 1908 - meninggal pada tahun 1993 pada usia 85 tahun, lebih dikenal sebagai Bintang Soedibjo (setelah menikah lebih dikenal sebagai Ibu Soed). Dia adalah seorang musisi, guru musik,pencipta lagu anak nasional, penyiar radio, dramawan dan seniman batik.
Dia dikenal dengan karyanya tentang merintis dan mewujudkan konsepsi Bung Karno ( Presiden Pertama Indonesia) untuk menciptakan batik khas Indonesia bernama Batik Terang Bulan.
Selain terlibat dalam pembentukan sebuah batik nasional, Ibu Soed juga pemimpin organisasi batik Terang Bulan, yang menciptakan yang baru bergaya batik dengan nama yang sama. Motif ini unik karena pusat kain adalah bidang monocolored luas yang mungkin secara acak tersebar
dengan ornamen kecil diambil dari desain Pinggiran, sedangkan tepi kain yang dihiasi dengan desain tradisional Sawunggaling dan Pisan Bali diciptakan oleh Hardjonagoro terlambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar